Senin, 08 Februari 2016

grosir baju murah bandung 2016

grosir baju murah bandung 2016 - Banyak ahli berpendapat bahwa Pakta Dagang Bebas ASEAN-China (ACFTA) yang mulai diterapkan 1 Januari 2010 telah memukul eksistensi produk lokal Indonesia.
Harga produk-produk China memang murah dan ini membuat produk-produk lokal di ASEAN, termasuk Indonesia, sulit bersaing.
Tetapi lama kelamaan masyarakat mengerti bahwa murah saja tidak cukup. Di Indonesia sendiri, sudah banyak orang yang menyadari bahwa produk China yang murah itu ternyata umumnya “murah” juga kualitasnya alias kurang bermutu.
Rendahnya kualitas inilah yang membuat konsumen domestik berpaling lagi ke produk lokal yang kemudian diketahui awam berlomba-lomba menjual kualitas.Ini salah satunya terjadi di pasar terbesar Asia Tenggara, di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Di sini ternyata produk lokal lebih banyak diburu dan menjadi primadona konsumen lokal dan import.Pasar Tanah Abang adalah pusat perdagangan pakaian baik dari luar maupun dalam negeri, tidak terkecuali produk-produk buatan China.
Tetapi kini produk China boleh disebut sulit ditemukan, setidaknya diantara penjual pakaian di sana.“Sejak berita tentang serbuan produk China di televisi kami mulai mengurangi bahkan tidak menjual lagi produk dari sana,” kata Yani Wati kepada ANTARA News.
Namum sekaran dengan tinggi nya nilai tukar rupiah terhadap dolar pedangan pun sanggup menjual baju import di tanah abang dengan harga bersaing
Sepertinya hal ini merupakan hukum pasar yaitu ada yang minat ada pula yang jual, maka disini ke ahlian pedangang di pusat grosir tanah abang bisa di ajungkan jempol

Tidak ada komentar:

Posting Komentar